karakter bangsa arab
B. Arab
relianaamalia
Pertanyaan
karakter bangsa arab
1 Jawaban
-
1. Jawaban Awalita11
Bangsa arab dalam segala kultur dan tradisi, serta kenyataan bahwa kelak al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, di tempat ini, tempat Islam bermula dan tumbuh. Adalah sejarah yang bisu bangsa Arab Kuno, bahkan hampir tak dikenal sama sekali, hal ini karena masyarakat Arab sebelum Islam bersifat kesukuan dan tanpa kesatuan pemerintahan dan politik, mereka hidup berpindahan mengikuti tumbuhnya stepa (padang rumput) yang tumbuh secara sporadic dan berdagang dalam bentuk kelompok yang diistilahkan dengan “kabilah”, atau kabilah dagang yang mengarungi kota ke-kota dengan membawa kerajinan-kerajinan, termasuk barang serupa patung, dan perjalanan lainnya serupa clan nomad mencari oasis atau genangan air setelah turun hujan demi ketersediaan air. Philip K. Hitti, menukilkan bahwa "Kondisi gurun pasir yang merupakan daerah operasi mereka menjadi bentukan karakteristik bangsa Arab, juga lebih bahwa mereka demikian memuliakan ka'bah" (1) (nb : Banjirnya Ka'bah
Kabilah yang tak mengenal suatu peraturan atau tata-cara seperti yang kita kenal. Mereka hanya mengenal kebebasan pribadi, kebebasan keluarga, dan kebebasan kabilah yang penuh. Keadaan itu menjadikan loyalitas mereka terhadap kabilah di atas segalanya. Dengan menjunjung tinggi harga diri, keberanian, tekun, kasar, sulit diatur, menjamu tamu dan tolong-menolong, tidak mengenal tulisan, (kecuali masyarakat yang berada di jazirah Arab Selatan, seperti masyarakat kerajaan saba’ dan ma’in (2)
Ciri-ciri ini merupakan fenomena universal yang berlaku di setiap tempat dan waktu, bila sesama kabilah mereka loyal karena masih kerabat sendiri, maka berbeda saat Interaksi dengan kabilah lainnya yang tanpa konsep kesetaraan; yang kuat di atas dan yang lemah di bawah.(3) Hal ini tercermin misalnya, dari tatanan rumah di Mekah kala itu. Rumah-rumah Quraysh sebagai suku penguasa dan terhormat paling dekat dengan Ka’bah lalu di belakang mereka menyusul pula rumah-rumah kabilah yang agak kurang penting kedudukannya dan diikuti oleh yang lebih rendah lagi, sampai kepada tempat-tempat tinggal kaum budak dan sebangsa kaum gelandangan. Semua itu bukan berarti mereka tidak mempunyai kebudayaan sama-sekali, karakter mereka yang lain dibanding daerah sezamannya semisal Kerajaan Romawi Timur (dimana rakyatnya sebab ketertindasan dan pajak maka : seluruh rakyatnya sangat menginginkan kedatangan bangsa lain untuk menjajah mereka (3a), demikian pula keterpurukan di Kerajaan Persia (dgn agama zoroaster dgn nama kerusuhan namah Tanzarah dgn hidup tanpa kehormatan dan pemerkosaan terhadap gadis2 dimana-mana) (3b), demikian pula wilayah Eropa ungkap Prof. Robert Brifault :"abad 5 -10 eropa tertutup kabut tebal. bangkai peradaban yg telah membusuk, org2 dgn keadaan hina dan kotor...dst" (3c) Menegas keberbedaan secara keseluruhan antara bangsa2 selain Arab kala itu bahwa : negara atau kaum yg sezaman dgn bangsa Arab terjadi secara kultur bahwa lebih banyak seorang penguasa atau raja menerima / me-sahih-kan diri sendiri kelak menjadi penguasa yang otoriter bahkan di jadikan sesembahan, sedang bangsa Arab tidak terdapat kecendrungan mengkultuskan penguasa atau pemimpin, kecuali hanya pada batas2 etika kesopanan, ya demikian setara dan merdeka sesama mereka. juga dapat dilihat pada system baku mereka dalam perkawinan bahwa : mereka baru memperistri seorang wanita sesudah mendapat restu keluarga pihak keluarga perempuan._