Sejarah

Pertanyaan

tokoh integrasi nasional

2 Jawaban

  • 1. Moh. Hatta
    2. Hoegeng Imam Santoso
    3. Agus Salim
    4. Natsir
    5. Baharudi. Lopa
  • Henry Cloud
    Menurut Henry Cloud, ketika berbicara mengenai integritas, maka tidak akan terlepas dari upaya untuk menjadi orang yang utuh dan terpadu di setiap bagian diri yang berlainan, yang bekerja dengan baik dan menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Integritas sangat terkait dengan keutuhan dan keefektifan seseorang sebagai insan manusia.

    KBBI
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran.

    Ippho Santosa
    Menurut Ippho Santosa, integiras sering diartikan sebagai menyatunya pikiran, perkataan dan perbuatan untuk melahirkan reputasi dan kepercayaan. Jika merujuk dari asal katanya, kata integritas memiliki makna berbicara secara utuh dan lengkap / sepenuh – penuhnya.

    Andreas Harefa
    Menurut Andreas Harefa, integritas merupakan tiga kunci yang bisa diamati, yakni menunjukkan kejujuran, memenuhi komitmen, dan mengerjakan sesuatu dengan konsisten.

    Nah klo udah ada gambaran tentang apa itu integritas, sekarang saatnya kita mengenal siapa aja sih 5 tokoh Indonesia yang dikenal berintegritas, check it out!

    M. Hatta
    Mantan Wapres M Hatta ini dikenal sebagai sosok sederhana. Mundur dari jabatan orang nomor dua di Indonesia pada 1956, sejumlah tawaran mengalir kepada Hatta. Ia ditawari menjadi komisaris berbagai perusahaan hingga posisi di Bank Dunia. Tapi Hatta menolak, dia memilih hidup dari uang pensiun. “Apa kata rakyat nanti,” kata Hatta kala itu.

    Hatta bukan sosok yang mengejar jabatan dan harta. Hatta juga menolak ketika akan diberikan rumah yang lebih besar setelah berhenti menjadi Wapres. Hatta khawatir, uang pensiunnya tak mampu membiayai perawatan rumah.

    Salah satu kisah yang membuat kita mengenang sosok Hatta yakni tentang keinginannya membeli sepatu Bally. Sejak dahulu Hatta menyimpan keinginan untuk membeli sepatu berharga mahal itu. Dia pun sampai menyimpan potongan kertas tentang sepatu Bally. Namun hingga meninggal pada 14 Maret 1980, keinginan Hatta untuk membeli sepatu itu tak terwujud. Hatta memilih hidup sederhana.
    Hoegeng Imam Santoso
    Ada anekdot soal mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Imam Santoso. Anekdot itu pun sempat dilontarkan almarhum Gus Dur. Anekdot itu tentang polisi yang tidak bisa disuap. Yakni polisi tidur dan Jenderal Hoegeng.

    Memang, melihat rekam jejak putra pekalongan yang lahir pada 14 Oktober 1921 itu kita akan terkagum-kagum. Hoegeng sosok polisi yang berintegritas. Banyak kisah tentang sosok Hoegeng, misalnya tentang tindakannya yang mengembalikan perabotan pemberian dari seorang pengusaha di Medan.

    Saat itu Jenderal Hoegeng baru saja menjabat sebagai kepala polisi di Medan, dan sang pengusaha, tahu ada kepala polisi baru segera mengirimkan perabotan rumah lengkap. Hoegeng yang mendapat kiriman barang itu pun segera menolak dan mengembalikannya.

    Hoegeng juga pernah meminta istrinya, Merry Roeslani, menutup toko bunga. Hoegeng sebelum menjadi Kapolri pernah menjabat sebagai Kepala Jawatan Imigrasi. Saat dia menjabat itu, dia meminta istrinya menutup toko bunga.

    Padahal toko itu tengah laris dan menjadi penopang Hidup. Hoegeng khawatir yang membeli bunga itu pihak yang berurusan dengan Imigrasi, sehingga tidak adil untuk toko bunga lainnya.

    Pada 1968 Hoegeng diangkat menjadi Kapolri. Saat menjabat itu, Hoegeng menolak kendaraan dinas sedan mewah. Dia memilih sebuah jip. Hoegeng saat menjadi kepala polisi juga tak sungkan turun ke jalan mengatur lalu lintas.

    Hoegeng berhenti dari jabatan Kapolri pada 1971. Dia sempat ditawari menjadi duta besar, tapi dia menolak dengan alasan dirinya seorang polisi bukan politikus.
    Agus Salim
    The Grand Old Man, begitu julukan bagi diplomat Indonesia Agus Salim. Mantan menteri luar negeri di era kemerdekaan ini dikenal sebagai sosok jenius, dia menguasai hingga 9 bahasa. Tapi di balik itu, kisah hidupnya penuh dengan kesederhanaan.

    Agus Salim, walau merupakan sosok pejabat, hidup dalam kejujuran. Dia dan keluarganya kerap pindah-pindah rumah karena habis sewanya. Bahkan pernah, mereka tinggal di rumah yang WC-nya rusak, istrinya pun sampai muntah-muntah tak tahan. Kondisi demikian tetap membuat Agus Salim bertahan, dia bahkan tidak meminta tambahan fasilitas dan gaji kepada negara.

    Keluarga Agus Salim juga hidup sederhana. Anak-anaknya memakai pakaian yang seadanya. Agus Salim tetap hidup dalam kesederhanaan hingga akhir hidupnya. Sebuah kalimat dari diplomat Belanda Prof. Schermerhon mungkin menggambarkan sosok Agus Salim.
    “Orang tua yang sangat pandai ini adalah seorang yang jenius. Ia mampu bicara dan menulis secara sempurna sedikitnya dalam 9 bahasa. Kelemahannya hanya satu: ia hidup melarat”.

Pertanyaan Lainnya